Jakarta – Israel melancarkan serangan udara ke dua negara Arab, Suriah dan Lebanon, pada Kamis, 14 Maret 2025. Laporan dari AFP menyebutkan, serangan ini merupakan respons terhadap kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara Israel.
Di Suriah, Israel menargetkan sebuah gedung di ibu kota Damaskus yang menurut data lembaga pemantau perang menyebabkan satu orang tewas. Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan ini menghantam sebuah bangunan yang sudah lama tidak beroperasi. Pihak Israel dalam pernyataannya menjelaskan bahwa serangan tersebut menargetkan kelompok Jihad Islam, yang berperan dalam perlawanan terhadap Israel, terutama di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, mengatakan bahwa mereka menargetkan “pusat komando” yang berfungsi sebagai pusat perencanaan dan pengarahan perlawanan Palestina. “Tidak ada tempat yang aman bagi terorisme Islam yang menargetkan Israel,” tegas Katz. Ia juga menambahkan, “Kami tidak akan membiarkan Suriah menjadi ancaman bagi negara Israel.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut sumber AFP, gedung yang diserang sempat dikepung oleh jet tempur Israel sebelum dihantam dengan amunisi. Perwakilan Jihad Islam di Suriah, Ismail Sindawi, menyebutkan bahwa gedung tersebut telah lama tidak digunakan, dan serangan tersebut hanya bertujuan untuk mengirim pesan.
Selain korban tewas, laporan dari kantor berita SANA menyebutkan bahwa tiga warga sipil, termasuk seorang wanita yang kini dalam kondisi kritis, terluka akibat serangan tersebut.
Serangan ke Lebanon: Infrastruktur Hizbullah Jadi Sasaran
Sementara itu, di Lebanon, Israel melakukan serangan udara pada Kamis malam di wilayah timur negara tersebut, menargetkan lokasi yang menurut militer Israel digunakan oleh Hizbullah, kelompok bersenjata yang memiliki kedekatan dengan Iran. “Kami menyerang infrastruktur yang digunakan Hizbullah untuk memproduksi dan menyimpan senjata strategis di Beqaa,” ujar militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Serangan ini terjadi meskipun sebelumnya, pada November 2024, Israel dan Hizbullah telah menyepakati gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dan Prancis. Meskipun demikian, Israel secara berkala melancarkan serangan udara ke Lebanon, dengan alasan untuk mencegah Hizbullah memperkuat persenjataan mereka di sepanjang perbatasan utara.
Komentar Netanyahu: “Kami Akan Menyerang Siapa Saja yang Menyerang Kami”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan pernyataan keras terkait serangan tersebut. Dalam sebuah video yang disebarluaskan, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus menyerang siapapun yang dianggap menyerang negara mereka. “Kami menyerang markas Jihad Islam di jantung Damaskus. Kami melakukannya karena kebijakan kami sangat jelas: Siapapun yang menyerang kami atau berencana menyerang kami, kami akan menyerang mereka,” ujar Netanyahu.
PM Netanyahu juga menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya berlaku di Suriah, tetapi juga di Lebanon. “Kami tidak akan membiarkan ancaman terhadap Israel begitu saja,” tambahnya.